Yunas : Ro, ikut lomba debat yuk? Intan : Lomba debat? dimana? Yunas : Ituloh "International Debate Competation in Hacettepe University" Intan : Mau banget, tapi aku gak bisa -,- Yunas : Yaelah ro, udah ikutan aja yuk "for fun" itung-itung belajar juga. Intan : *mikir-mikir* ------------------------------------akhirnya intan&yunas mengikuti lomba debat------------------------------------------- Mengikuti lomba debat dalam bahasa inggris ini merupakan pengalaman pertama dalam hidup saya. Memutuskan untuk mengikuti lomba ini pun bukan karena saya merasa "saya mampu" akan tetapi saya merasa "saya bisa dan berani mencoba" saya ingin belajar dan terus belajar. H-3 sebelum lomba debat, kami pergi ke International Office untuk mendaftarkan tim kami (saya dan yunas) dan pada saat itupun kami harus memutuskan nama untuk tim kami. Awalnya saya bilang gimana kalau Beyond Expectation namun yunas tidak setuju dan dia bilang "yaelah ro ini lomba debat bukan motivasi". Yunas dan saya memang berbeda dalam hal "memandang dan menjalani hidup" contohnya kalau dalam hidup saya penuh motivasi, penuh quotation, dan penuh harapan, tapi kalau kata yunas "udah realistis aja gausah kebanyakan baca-baca quote dan motivasi ro". Akhirya kamipun memutuskan nama untuk tim kami adalah The Sundanese alasanya karena kami adalah orang sunda tapi sebenernya yunas orang bekasi HAHA. H-1 sebelum lomba debat, saya menelpon yunas karena saya ingin mengundurkan diri alasanya saya merasa demam panggung dan tiba-tiba merasa tidak berani saya bilang "nas takut malu-maluin orang indonesia kalau ntar aku terlihat bodoh gimana? aku gak PD!" Malam itu kami berdiskusi panjang (cuman saya, yunas dan Allah yang tahu apa yang kita diskusikan HAHA) dan akhirnya saya memutuskan untuk tetap mengikuti lomba. Hari Pertama - Babak Penyisihan Hati saya tidak karuan pada saat itu rasanya saya ingin pergi saja dari ruangan perlombaan tersebut. Dan yang lebih membuat tegang lagi adalah The Sundanese main di babak pertama, dari sekian banyak kemungkinan dan sekian banyak peserta mengapa tim kami yang pertama? Hiks. Tim kami melawan tim dari negara Irak. to be continued Saya, ketika meyampaikan argumentasi di babak perebutan juara 3. Yunas, ketika meyampaikan argumentasi di babak perebutan juara 3. "The Sundanese" won the third place of International Debate Competation in Hacettepe University Saya, Yunas dan Nadira.
Salah satu kegiatan yang membuat saya terus belajar untuk berkembang menjadi lebih baik, belajar bagaimana membagi waktu antara kuliah juga organisasi, belajar tentang prioritas , integritas juga profesionalitas adalah menjadi pengurus kabinet PPI Turki Ceria. Percaya, kita harus mengasah soft skill kita sama halnya dengan kita mengasah academic skill. Prinsip saya adalah berorganisasi itu penting sama pentingnya dengan meraih nilai IPK tinggi di Kampus! Rapat evaluasi bulanan menjelang MUSTA 2016 Rapat khusus mengurusi laporan keuangan, yang rapat cuman 3 orang yang lainya cuman numpang di foto` Kabinet PPI Turki dengan baju barunya. Sudah terlihat keren ? Bendahara PPI Turki, Pura-pura ceria padahal pusing mikirin uang rakyat. :"D Selfie ceria bersama kabinet PPI Turki Ceria
Aku berjalan di kesibukan musim panas kota Istanbul. Aku berjalan diantara kepadatan jalan di kota ini. Aku bejalan di jalan yang tidak pernah mati "Taksim" orang-orang bilang seperti itu. Aku berjalan dengan orang-orang dari belahan dunia lainnya yah ini Istanbul kota pariwisata, sudah kupastikan sebagian dari orang-orang di sekililingku adalah turis. Mereka dengan tas besar dipunggungnya, peta di tangannya, mereka berjalan sambil berbincang-bincang dengan bahasa mereka sendiri mungkin mereka sedang membicarakan tentang keindahan kota Istanbul dan sesekali mereka berhenti untuk mengambil foto. Aku berjalan dengan tangan kananku yang meronggok-ronggok kedalam tas, aku mencari sesuatu. “Ah panasnya tak bisa kalau rambutku terus tergerai seperti ini” ketika itu aku di kagetkan dengan seseorang yang menepuk bahuku dan mengucapkan salam. Ternyata dia Almira, dia adalah sahabat pertamaku. Aku adalah seseorang yang tertutup aku tidak suka mengobrol dengan orang banyak, aku lebih suka kesendirian, aku tidak suka berbagi hidup dengan orang lain. Aku lebih suka mengamati keadaan sekitar dan mengenal orang dengan caraku, yaitu cukup tau dan diam. Awalnya aku tidak suka dengan Almira, karena dia seolah-olah ingin tahu kehidupanku. Namun, semua itu berubah karena ketulusan hati Almira.
Almira adalah perempuan dengan hati yang mulia, dia selalu melihat kehidupan dari sisi positif. Dia selalu bilang “kalau hidup kita penuh dengan keluh kesah lalu sudah seberapa banyak kesempatan emas yang kita buang? Jika keluh kesah itu kita ubah dengan semangat dan kerja keras bayangkan seberapa banyak kesempatan emas yang akan kita gapai. Hidup adalah tentang bagaimana kita bersikap dan berprasangka baik terhadap Allah” Pantas saja dia seperti itu karena dia di besarkan dan dibimbing oleh keluarga yang hebat, keluarga yang berpendidikan tinggi dan religius. Apalagi ibunya, Almira punya seorang ibu yang hebat sesosok ibu yang sempurna, sedangkan aku ? Sudahlah jangan di bandingkan. Allah telah mengambil ibuku sejak aku duduk dikelas 6SD aku kehilangan sesosok ibu sejak kecil, aku kehilangan kasih sayang ibu, bahkan aku harus menggantikan peran seorang ibu untuk adik-adiku Ah sudahlah! Almira sahabatku adalah wanita sholehah, dia sangat mencintai Allah dan rasanya sudah bisa kupastikan Allah juga sangat mencintainya. Aku tidak seperti Almira, hatiku kosong, hampa, penuh kekhawatiran tentang hidup, bertanya-tanya tentang kebahagian, dan takdir Allah. Rasaya aku hanya percaya dengan takdir Allah namun terkadang tidak aku teruskan dengan percaya bahwa takdir Allah itu yang terbaik. Aku sedang mencari arti kehidupan juga kebahagian yang sesungguhnya, dan aku percaya Almira yang akan membimbingku. “Ayo Indah semangat nanti kita terlambat, liat bisnya sudah datang” sahut Almira dengan mengulurkan tangannya kearah aku. Lalu aku raih tanganya dan kami berlari-lari kearah tempat bis itu berhenti, kami akan pergi ke kampus! aku dan sabahatku Almira. “ Anak pembawa sial, gara-gara kamu uang kita kecopetan. Kenapa tadi kamu tidak duduk samping ibu? Ibu yakin kalau kamu duduk di samping ibu semua ini tidak akan terjadi” kata- kata ibu pada hari itu. Kejadian itu tepat sudah 12 tahun yang lalu ketika aku berumur 9 tahun. Waktu itu kami baru pulang dari Bank untuk mengambil uang kiriman ayah dari Arab. Ayah kami adalah seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) pada saat itu. Beliau bekerja disana sebagai seorang supir di sebuah Perusahaan. Ibu memang begitu, beliau terkadang menyakiti hatiku. Mungkin kejadian pada waktu itu membuatnya bingung karena harus kehilangan uang dengan begitu saja dalam keadaan kami sangat membutuhkan uang sehingga beliau melimpahkan amarahnya secara tidak tepat. Yasudahlah, beliau tetap ibuku, ibu yang sangat aku sayangi dan cintai. Beliau adalah malaikat untukku meskipun begitu, aku yakin hati beliau sebenarnya lembut, Ya Allah aku rindu ibu! Tiba-tiba kejadian itu yang terlintas dibenaku di siang hari ini, ketika aku sedang teduduk melihat kearah jendela dan diluar sana terlihat ada seorang anak dan ibu yang sedang berbincang hangat dengan eskrim di tangan mereka.
Namaku Indah, lebih tepatnya Indah Anugrah. Ayah bilang beliau memberiku nama itu karena aku dilahirkan kedunia ini adalah anugrah terindah untuknya dan ibu. Nama yang simple namun mengandung makna yang berat, sering terlintas dalam benakku ( apakah aku benar-benar anugrah terindah?). Aku anak pertama dari 3 bersaudara. 2 adikku berumur 15 tahun, mereka kembar mereka bernama Hati dan Nurani. Sekarang umurku 21 tahun , Aku mahasiswi jurusan Ekonomi di Bogazici University salah satu Universitas di Turki. Ini adalah tahun ketigaku berada di negara ini, negara yang sering orang-orang sebut negara 2 benua karena Turki terbagi menjadi 2 bagian benua Asia dan Eropa. Turki adalah negara dengan perpaduan budaya yang indah, 2 budaya yang sangat berbeda terpadu dalam satu disini, Asia dan Eropa. Dulu aku mengekspetasikan Turki itu seperti negara timur tengah lainnya yang mana seorang wanita harus memakai niqab, gamis. Dimana bahasa resminya adalah bahasa arab, dimana budaya islam sangat kuat disini, ya Turki memang negara muslim, 90% penduduk disini menganut agama Islam tapi tidak seperti itu, negara ini sekuler. Turki sudah terakulturasi oleh budaya Eropa. Aku sendiri tinggal di kota Istanbul bagian Eropa, kota yang mana membuatku jatuh cinta sejak awal aku menginjakan kakiku di bumi Al fatih ini. Aku selalu mencintai Istanbul dalam keadaan apapun. Bahkan, Napoleon Bonaparte pernah menggambarkan, “Jika di dunia hanya terdapat satu negara, maka ibu kotanya adalah Istanbul” Aku mencintai Istanbul karena keindahan dan kekhasan menara-menara masjid yang menjulang tinggi seperti masjid Sultan Ahmet atau Blue Mosque, bangunan-bangunan bersejarah seperti Hagia Sophia yang menjadi saksi mati penaklukan konstantinopel yang mana Islam sangat bejaya pada masa itu, jembatan Bosphorus penghubung antara Asia dan Eropa, Laut Boshopurus dengan kesibukan kapal-kapal dan burung-burung cemar disekitarnya, Eminonu, Taksim , Ah! masih banyak lagi tempat lainnya. Setiap sudut di Istanbul menurutku penuh arti dan selalu berkesan. Istabul, tidak bisa aku jelaskan dengan kata-kata. Terimakasih Allah, aku diberi kesempatan untuk kuliah disini dengan beasisawa Pemerintah Turki. Jadi, teringat ketika aku akan berangkat untuk kuliah kesini, orang-orang satu kampung halamanku di Indonesia mereka mengira kalau aku pergi ke Turki untuk bekerja sebagai TKW (Tenaga Kerja Wanita) mereka bilang “ ya wajar mungkin menuruskan ayahnya”. Namun, setelah mereka tahu aku berada disini untuk kuliah semuanya berubah, hidup keluarga kami berubah. Orang-orang sekarang tidak lagi memandang ayah sebelah mata, bahkan kedua adikku tak henti-hentinya bercerita tentangku kepada teman-temannya juga warga kampug dan memamerkan foto-fotoku disini. Kata ayah, aku jadi buah bicara para bapak-bapak di pengajian katanya mantu idaman. Bahkan, Pak RT sudah datang kerumah dan berbicara serius berniat menjodohkan aku dengan anaknya. Hal ini wajar karena aku adalah wanita pertama dari kampungku yang bisa kuliah ke luar negeri dengan beasiswa. Terimakasih Allah, Engkau sudah menaikan derajat kami dengan jalan ini. Aku harus pergi, akupun beranjak dari tempat dudukku karena aku harus berangkat ke kampus meskipun enggan untuk pergi karena di luar sangat panas ya ini adalah musim panas. Tahun ini aku tidak pulang ke Indonesia, aku memutuskan untuk memakai liburan kali ini untuk mengambil kelas musim panas ( summer school). Aku masih melihat ibu dan anak itu masih ada diluar sana sekarang lebih dari perbincangan yang hangat, mereka sedang tertawa riang seolah-olah mereka adalah dua orang paling bahagia pada hari ini. Rasanya melihat mereka aku ingin menangis, Ah! ibu aku rindu, andai ibu masih ada. Semoga ibu selalu tenang disisi Allah. "Diamonds are a girl's bestfriends" they said. But diamonds reflect the light, they don't shine their own inner lights. A girl's inner beauty shines brighter than a diamond can reflects. Inner beauty is a girl's bestfriend.
Aku adalah aku, kamu adalah kamu, kita punya ke istimewaan masing-masing , kita berbeda. Setiap orang memiliki sifat, watak, serta potensinya sendiri. Maka dari itu, seseorang tak boleh melebur kedalam kepribadian orang lain.
Kita di ciptakan dengan bakat tertentu untuk memberikan karya tertentu pula. Seperti di katakan: "Baca diri kamu, Lalu pahami apa yang akan kamu berikan" Emerson dalam On Self-Reliance menuliskan, " Akan sampai waktunya nanti ketika ilmu pengetahuan manusia sampai pada sebuah keyakinan bahwa kedengkian itu adalah sebuah kebodohan , dan bertaklid adalah bunuh diri. Dan, seseorang harus menerima dirinya sendiri dalam keadaan apapun, karena itu adalah nasibnya. Walaupun alam semesta ini penuh dengan hal-hal yang baik, namun seseorang baru dapat menghasilkan satu biji atom setelah menanam dan mengolah tanah yang telah diberikan kepadannya. Kekuatan yang ada dalam dirinya adalah sesuatu yang baru dalam alam ini. Dan tidak ada yang tahu seberapa besar kemampuannya sampai pun dirinya sendiri, hingga ia mencoba" Semangat yang besar merupakan bahan bakar jiwa yang kekuatanya berkobar-kobar, yang menggerakan pemiliknya untuk melompat cukup tinggi dan memburu nilai-nilai kemulian.
Semangat yang besar akan mendatangkan – dengan izin Allah- kebaikan yang tak terhingga. Karena dengan begitu kita bisa naik pada tangga kesempurnaan, urat nadi kita akan teraliri darah kesatria, dan kita akan terdorong ke wilayah ilmu dan amal. Semangat yang besar adalah mahkota dalam hati kita yang merdeka. Kita akan selalu berusaha untuk mecapai kesucian dan menjadi lebih baik. Dengan semangat besar kita akan menyesali setiap kesempatan yang hilang untuk berbuat baik. Kita akan selalu rindu dan haus untuk bisa mencapai tujuan dan target. Jika seorang mempunyai semangat besar, maka dia akan berjalan diatas jalan keutamaan, dan akan menaiki tangga derajat yang tinggi. |
M E R H A B AIntan Qurotul Ain is a 25 yo FacebookSearch |