Aku adalah aku, kamu adalah kamu, kita punya ke istimewaan masing-masing , kita berbeda. Setiap orang memiliki sifat, watak, serta potensinya sendiri. Maka dari itu, seseorang tak boleh melebur kedalam kepribadian orang lain.
Kita di ciptakan dengan bakat tertentu untuk memberikan karya tertentu pula. Seperti di katakan: "Baca diri kamu, Lalu pahami apa yang akan kamu berikan" Emerson dalam On Self-Reliance menuliskan, " Akan sampai waktunya nanti ketika ilmu pengetahuan manusia sampai pada sebuah keyakinan bahwa kedengkian itu adalah sebuah kebodohan , dan bertaklid adalah bunuh diri. Dan, seseorang harus menerima dirinya sendiri dalam keadaan apapun, karena itu adalah nasibnya. Walaupun alam semesta ini penuh dengan hal-hal yang baik, namun seseorang baru dapat menghasilkan satu biji atom setelah menanam dan mengolah tanah yang telah diberikan kepadannya. Kekuatan yang ada dalam dirinya adalah sesuatu yang baru dalam alam ini. Dan tidak ada yang tahu seberapa besar kemampuannya sampai pun dirinya sendiri, hingga ia mencoba"
0 Comments
Sudahkah kita beristighfar hari ini? Apakah kalian tau kekuatan dari kalimat istighfar?
Kita awali dengan kisah tentang orang yang sering berisghfar ya, mungkin kalian tau tentang cerita ini. Dikisahkan dalam kitab Shifatus Shafwah karangan Ibnul Jauzi, bahwa suatu hari Imam Ahmad Bin Hanbal melakukan perjalanan jauh dan kemalaman, hingga sempat kebingungan untuk mencari tempat bermalam. Kemudian ia meminta izin kepada pengurus masjid setempat untuk memperbolehkannya istirahat di masjid barang satu malam. Sayang sekali, kendati ketenaran Imam Ahmad sudah sampai di seluruh pelosok negeri, dan di wilayah tersebut sudah banyak ajaran dan pengikut mazhabnya namun tak banyak orang yang tahu bagaimana sosok dan rupa sang Imam, karena keterbatasan informasi dan teknologi. Karena itulah, pengurus masjid tak memperbolehkannya menginap di masjid setempat. Sang Imam besar pun sempat luntang-lantung malam itu, hingga akhirnya seorang pengusaha roti bersedia menerima ia di rumahnya. Ketika sampai di rumah si tukang roti, Imam Ahmad terus memperhatikan amalan yang diwiridkan terus oleh sang tuan rumah. Menurutnya, amalan tersebut sederhana namun istimewa. Sang tuan rumah senantiasa beristighfar dalam setiap aktivitas yang ia lakukan. Lidahnya selalu saja basah dengan zikir dan meminta ampunan Allah. “Wahai Tuan, apa fadhilah yang Tuan dapatkan dari amalan selalu beristighfar tersebut?” tanya Imam Ahmad penasaran. Tuan rumah pun tersenyum dan menjawab, “Fadhilahnya, setiap doa yang saya panjatkan kepada Allah, pasti selalu dikabulkan-Nya,” jawab si tuan rumah. Imam Ahmad sangat salut kepadanya. “Tapi, ada satu doa saya yang hingga saat ini belum dikabulkan Allah,” sambung sang tuan rumah. Imam Ahmad pun kembali penasaran. “Doa apakah itu, Tuan?” tanyanya. “Dari dahulu, saya berdoa kepada Allah agar saya dipertemukan dengan Imam mazhab saya, yakni Imam Ahmad bin Hanbal. Namun hingga saat ini, saya belum juga dipertemukan dengannya,” kata tuan rumah. Subhanaallah, Itulah salah kisah tentang salah satu bukti kekuatan dari istigfhar. Tak ada yang mustahil bagi Allah, jika Dia berkehendak. Hati manusia ibarat sebuah gelas. Fungsinya sebagai wadah bagi air minum. Namun, jika gelas itu kotor, air minum apa yang akan mau mengisinya? Gelas-gelas kotor dibiarkan begitu saja, tak ada yang mau memakainya sebelum gelas tersebut dibersihkan. Demikian juga dengan hati manusia. Jika hati manusia tersebut kotor, hidayah mana yang akan mau mengisinya? Sesuatu yang suci tentu membutuhkan wadah yang suci dan bersih pula. Pantas saja, hidayah Allah tidak mau turun, berkah Allah tidak datang, rahmat dan kasih sayang-Nya tidak diberikan, dan doa tidak dikabulkan. Allah adalah maha segalanya, pemilik hati kita adalah Allah. Jika kita ingin hati kita bersih maka kita harus menjaga hati kita salah satunya dengan beristighfar. Apakah berisgfhar adalah hal yang sulit? Jika kita banding kan dengan hal-hal yang lain yang jauh lebih rumit. Beristighfar dimanapun,kapapun kita berada bukanlah hal yang berat. Kita dekat Allah mendekap :) Hi
Apakabar semuanya ? Semoga baik dan selalu baik :) Minggu ini adalah minggu ujian akhir, tak terasa sudah di penghujung semester ini saja padahal rasanya baru kemarin masuk kuliah kalau istilah Turkinya “ vakit cok cabuk gecti yaaa”.Oh iya ada kabar gembira,bulan Juni ini inshaAllah saya akan pulang kampung yuhuu akhirnya pulang juga setelah jadi neng toyib 3 tahun di Turki. Rasanya sudah tak sabar padahal baru mulai ujian akhir tapi pikiran udah liburan di Indonesia saja. Oh iya, kali ini saya akan menulis tentang kisah Abu Nawas. Tahu Abu Nawas kan? Abu nawas adalah adalah seorang pujangga Arab. Dia dilahirkan di kota Ahvazdi negeri Persia, dengan darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya. Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam. Dahulu semasa kecil saya dan kaka saya juga adik-adik sering di bacakan kisah tentang Abu Nawas oleh Ayah. Kami senang sekali dengan kisah-kisahnya; Kisah tentang kecerdikannya abu nawas dalam menjawab setiap tantang dari raja Harun Ar Rasyid, kebijaksaannya dalam memecahkan masalah, kekonyolannya, kelucuanya dan paling penting adalah dalam setiap kisah selalu ada hikmah juga pelajaran yang bisa kita ambil. Hal yang lebih menariknya lagi ketika ayah bercerita tentang Abu Nawas beliaupun selalu memperagakan gerak-gerik lucunya Abu Nawas dan sesekali beliau berbicara bahasa arab menirukan Abu Nawas (katanya). Duh, jadi ingat masa kecil dan rasanya ingin kembali ke masa-masa itu. Kali ini saya akan menuliskan tentang cerita Abu Nawas yang berjudul “Ketenangan Hati” berikut ceritanya: Sudah lama Abu nawas tidak dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda. Abunawas juga sudah lama tidak muncul di kedai teh. Kawan-kawan Abunawas banyak yang merasa kurang bergairah tanpa kehadiran Abu nawas. Tentu saja keadaan kedai tak semarak karena Abu nawas si pemicu tawa tidak ada. Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari rnasalah pelik yang dihadapi. Salah seorang teman Abunawas ingin mencoba menolong. "Cobalah utarakan kesulitanmu kepadaku barang-kali aku bisa membantu." kata kawan Abunawas. "Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit. Sedangkan aku tinggal bersama istri dan kedelapan anak-anakku. Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasa bahagia." kata orang itu membeberkan kesulitannya. Kawan Abunawas tidak mampu memberikan jalan keluar, juga yang lainnya. Sehingga mereka menyarankan agar orang itu pergi menemui Abunawas di rumahnya saja. Orang itu pun pergi ke rumah Abunawas. Dan kebetulan Abu Nawas sedang mengaji. Setelah mengutarakan kesulitan yang sedang dialami, Abunawas bertanya kepada orang itu. "Punyakah engkau seekor domba?" "Tidak tetapi aku mampu membelinya." jawab orang itu. "Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu." Abunawas menyarankan. Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang disarankan Abunawas. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. "Wahai Abunawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba." kata orang itu mengeluh. "Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu:" kata Abunawas. Orang itu tidak membantah. la langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian dimasukkan ke dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas. "Wahai Abu Nawas,aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun begitu aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak perighuninya. Kami bertambah merasa tersiksa." kata orang itu dengan wajah yang semakin muram. "Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu."kata Abu Nawas menyarankan Orang itu tidak membantah. la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata, "Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan dari pada hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu." kata orang itu putus asa. "Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu." kata Abu Nawas. Orang itu tidak membantah. la langsung menjual anak unta yang baru dibelinya. Beberapa hari kemudian Abu Nawas pergi ke rumah orang itu "Bagaimana keadaan kalian sekarang?" Abu Nawas bertanya. "Keadaannya sekarang lebih baik karena anak unta itu sudah tidak lagi tinggal disini." kata orang itu tersenyum. "Baiklah, kalau begitu sekarang juallah unggas-unggasmu." kata Abu Nawas. Orang itu tidak membantah. la langsung menjual unggas-unggasnya. Beberapa hari kemudian Abu Nawas mengunjungi orang itu. "Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" Abu Nawas bertanya. "Keadaan sekarang lebih menyenangkan karena unggas-unggas itu sudah tidak tinggal bersama kami." kata orang itu dengan wajah ceria. "Baiklah kalau begitu sekarang juallah domba itu." kata Abu Nawas. Orang itu tidak membantah. Dengan senang hati ia langsung menjual dombanya. Beberapa hari kemudian Abu Nawas bertamu ke rumah orang itu. la bertanya, "Bagaimana keadaan rumah kalian sekarang ?" "Kami merasakan rumah kami bertambah luas karena binatang-binatang itu sudah tidak lagi tinggal bersama kami. Dan kami sekarang merasa lebih berbahagia daripada dulu. Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepadamu hai Abu Nawas." kata orang itu dengan wajah berseri-seri. "Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu." kata Abu Nawas menjelaskan. Dan sebelum Abu Nawas pulang, ia bertanya kepada orang itu, "Apakah engkau sering berdoa ?" "Ya." jawab orang itu. "Ketahuilah bahwa doa seorang hamba tidak mesti diterima oleh Allah karena manakala Allah membuka pintu pemahaman kepada engkau ketika Dia tidak memberi engkau, maka ketiadaan pemberian itu merupakan pemberian yang sebenarnya." Begitulah salah satu kisah Abu Nawas dari sekian banyak kisah lainya, semoga kita bisa petik hikmah dari kisah tersebut. Iya, manusia sering kali lupa cara untuk bersyukur, manusia sering kali susah untuk belajar İklas, manusia sering sekali ragu untuk berhusnudzon atas segala keputusan Allah. Namun, kita bisa ubah semua itu, kita bisa melatih diri untuk selalu bersyukur atas apa yang kita punya, berlajar untuk selalu ikhlas atas segala cobaan yang Allah berikan, selalu berhuznudzon atas segala keputusan Allah dan jangan lupa di barengi dengan percaya bahwa segala keputusan-Nya adalah yang terbaik. Allah adalah Maha segalanya! Semoga kita selalu di beri ketenangan hati :) Cumamınız Mubarek Olsun Hi !
Semoga selalu dalam keadan baik dan selalu baik :) Ada teman yang bertanya lewat email malam tadi, karena sudah beberapa bulan ini tidak menulis di blog, katanya "Halo ka Intan kenapa tidak menulis di blog lagi sedang sibuk banget ya ka? ditunggu ya ka tulisan-tulisan dan ceritanya" kurang lebih seperti itu isi emailnya. Akupun langsung senyum-senyum dan malu sendiri dalam hati berkata " ternyata ada yang baca blog ini ". Aku beberapa bulan ini tidak menulis sebab bukan karena sibuk banyak tugas ataupun ujian ( meskipun memang minggu ini adalah minggu ujian ), aku tidak menulis melainkan karena sedang MALAS ( maafkan namanya juga anak muda masih labil) hehe. Ini ceritanya, akhir-akhir ini sedang geliasah, hati gundah tak tenang, mungkin karena minggu ujian. Yup! apalagi masalah anak kuliah, kalau gak ujian ya tugas banyak ya di kejar deadline ya project belum beres ya Dosen yang killer ( tambahan anak rantau yang khususnya di Turki mungkin masalah terbesar adalah ketika bahasa pengantar ujiannya adalah bahasa Turki). Selain itu juga, aku sedang dilanda mala rindu, sedang rindu, seribu rindu, pokoknya rindu sekali keluarga di Indonesia. Lalu teringat akan kata Mamah, beliau bilang " jika hati kita sedang tak tenang, kegelisahan terus menghampiri, ujian seolah tiada hentinya, perbanyak baca Al-quran, istigfar, dan baca doa ini dengan sungguh-sungguh, juga dengan hati yang iklhas, mohon ampunan, bisikan kepada Allah " La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaz zalimin" . Dan berikut ini kutipan tulisan dari buku " La Tahzan" jangan bersedih! karya fenomenalnya Dr. Aidh al- Qarni : Adapun tentang doa Dzun Nun ( Nabi Yunus) , La illaha illa anta subhanka inni kuntu minaz zalimin, didalamnya terkandung; kesempurnaan tauhid, penyucian kepada Allah, pengakuan seorang hamba akan kezaliman diri dan dosanya. Ini merupakan obat paling manjur untuk menghilangkan kegundahan dan kegelisahan, dan merupakan bentuk komunikasi paling tepat dengan Allah untuk pengabulan hajat. Dalam tauhid dan penyucian terhadap Allah (tanzih) terkandung penetapan segala bentuk kesempurnaan Allah dan penghapusan segala bentuk kekurangan, aib, dan penyerupaan dengan- Nya. Sedangkan pengakuan terhadap syariat, ganjaran, serta siksa, dan megharuskan seorang hamba untuk menyesali perbuatannya. Juga mengharuskan seorang hamba untuk; kembali kepada Allah, meminta maaf atas kesalahan yang dilakukannya, mengakui statusnya sebagai hamba yang harus mengabdi kepada Rabb (ubudiyah) dan nalurinya yang selalu membutuhkan Rabb (i'tiraf). Demikianlah empat hal yang dapat dipakai untuk bertawasul; yakni tauhid, tanzih, ubudiyah, dan i'tiraf. Allah berfirman, Dan, berikanlah berita gembiran kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila di timpa musibah, mereka mengucapkan, " Inna illahi wa inna ilaihi rajiun." Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Albaqarah: 155-157) Semoga tulisan ini bermanfaat! Semoga hari-hari kita semakin berkah dan selalu berkah :) 1. Pelihara Akhlak
Berusahlah untuk terus menjaga akhlak kita, wanita yang berakhlak mulia itu adalah dambaan setiap orang. Akhlak kita adalah kunci utama. “Kalau wanita berakhlak baik dan berpikir positif , maka ia adalah angka 1. Kalau ia juga cantik maka imbuhkan 0, jadi 10. Kalau ia juga punya harta , imbuhkan lagi 0, jadi 100. Kalau ia Cerdas, imbuhkan lagi 0, jadi 1000. Jika seorang wanita memiliki semuanya tapi tidak memiliki yang pertama maka ia hanya “000” tak bernilai sama sekali" 2. Wanita itu harus kuat Katakan tidak pada kata “ karena wanita itu lemah”. Seorang wanita itu harus kuat, tegar dalam menghadapi segala cobaan. Ketahuilah kekuatan hati adalah hal terpenting yang harus di miliki oleh seorang wanita. Menjadi seorang wanita yang kuat itu bukanlah suatu kebutuhan akan tetapi suatu keharusan. 3. Ramah bukan Murahan Bersikap ramah terhadap semua orang itu adalah suatu kewajiban. Keramahan itu harus datang dari hati bukan hanya topeng belaka untuk mencari muka. Apalagi cara bersikap kepada lawan jenis harus ada batasan jangan sampai kita terkesan tebar pesona. Ingat, “terkadang ramah dengan murahan itu beda tipis” 4. Cerdas dan berkarya Teruslah tingkatkan kualitas diri, bercita-cita dan berusahalah untuk menjadi wanita yang cerdas. Jangan mau menjadi wanita yang biasa saja karena semua orang berhak dan mempunyai kebebasan untuk menjadi wanita yang cerdas. Berkaryalah latih diri kita untuk terus menciptakan sesuatu. Teruslah berusaha untuk menjadi seorang yang bermanfaat untuk orang lain. 5. Wanita hebat dalam arti sesungguhnya Mulai detik ini coba di ubah mindset kita tentang pemikiran bahwa kita belajar sampai jenjang yang lebih tinggi, mendapat ilmu yang banyak menjadi wanita cerdas semua bukan hanya semata untuk pekerjaan ataupun karir dimasa depan karena itu merupakan pemikiran sempit. Coba tanam kan dalam diri kita masing-masing kita berusaha untuk menjadi wanita yang hebat itu karena kita ingin suami kita hebat dan anak-anak kita kelak menjadi anak yang hebat. "Nak, wanita berhijab itu mulia di mata Allah juga manusia " itulah kata-kata mama 11 tahun yang lalu ketika aku berumur 9 tahun dan memulai untuk berhijab.
Pernahkah kalian merasa kalau kalian berhijab sekarang, karena orang tua ? Pernahkah kalian merasa kalau kalian berhijab, kalian akan susah untuk bersosialisasi ? Pernahkah kalian merasa kalau kalian belum siap untuk memakai hijab? Pernahkah kalian merasa kalau kalian takut tidak istiqomah memakai hijab? "AKU PERNAH MERASAKAN HAL-HAL SEPERTI ITU " Aku terlahir dari keluarga islami dan berkembang di lingkungan Pesantren. Memakai hijab sejak dini itu sudah hal yang biasa dikeluarga kami (bukan bermaksud sombong). Sebaliknya, tidak memakai hijablah merupakan hal yang tidak biasa untuk kami. Aku jadi teringat kata-kata mama dulu "nak, wanita berhijab itu mulia dimata Allah juga manusia" itulah kata-kata mama 11 tahun yang lalu, ketika aku berumur 9 tahun dan memulai untuk berhijab. Semenjak itulah alhamdulillah aku mulai bertekad untuk beristiqomah memakai hijab, meskipun aku tak mengerti pasti apa yang mama bilang dan mungkin ketika itu niatku memakai hijab karena mama dan karena latar belakang keluarga kami. Namun, semakin aku beranjak merangkai jejak dan mulai mendalami pengetahuan tentang islam aku sadar dan rasanya aku adalah orang yang paling beruntung,bahagia,terselamatkan karena aku telah memakai hijab dan insha Allah aku berhijab karena perintah ALLAH dan aku pun sekarang mengerti makna dari kata-kata mamaku. Meskipun aku tahu hijabku masih jauh dari kata syari'i dan akhlakku masih jauh dari kata baik atau mulia. Memakai hijab itu sama sekali tidak membuat kita susah untuk bersosialiasi, bahkan dengan hijab kita akan lebih terjaga dalam hal bersosialisasi dengan orang. Sudah aku buktikan, aku berhijab dan alhamdulillah itu bukan hambatan untuk aku mencari banyak teman. Banyak sekali teman-teman yang bilang seperti ini ketika dia mau memulai berhijab "aku belum siap untuk memakai hijab, aku takut aku tidak istiqomah nantinya, aku takut dibilang orang munafik kalau nantinya berhijab dan kelakuanku masih jelek,aku belum dapat hidayah dari Allah" Aku tidak akan meyalahkan tentang keputusan mereka, tapi cobalah buka pintu hati kita "mau sampai kapan seperti itu? berhijab adalah perintah Allah, mau sampai kapan melanggar perintah Allah? hidayah itu di jemput bukan di tunggu. Berhijab akan menuntun kita untuk terus berusaha menjadi lebih baik, kita berhijab bukan karena kita merasa sudah baik seperti malaikat. Percayalah, dengan berhijab hidup kita akan lebih tenang, tentram, dan terjaga. Islam itu indah, islam mengajarkan dan memerintahkan sesuatu untuk kebaikan kita. Wanita berhijab itu mulia dimata Allah juga manusia. Sungguh, Indah kita hanyalah milik-Nya, Indah kita untuk Cinta-Nya. Maaf, tulisan ini bukan mengajari apalagi so suci, tapi hanya mengajak juga mengingatkan sesama muslimah yang menanti dan ingin masuk Surga Allah nantinya. "HAPPY INTERNATIONAL HIJAB SOLIDARITY DAY " yuk kita berhijab kalau tidak sekarang mau kapan lagi ? |
M E R H A B AIntan Qurotul Ain is a 25 yo FacebookSearch |