Terkadang ada kalanya kita mempertanyakan tentang apresiasi orang lain terhadap apa yang telah kita perbuat. Kita selalu menunggu balasan mereka atas sesuatu yang telah kita korbankan dan kita kecewa jika perilaku buruk adalah balasan mereka untuk kita. "Mengapa mereka tidak sadar? Mengapa mereka tidak tahu diri? Apakah mereka tidak punya hati? Apakah mereka tidak tahu perjuangan, pengorbanan yang telah dilakukan?" itulah beberapa pertanyaan yang selalu berperang dengan batin kita apabila kita tidak ikhlas dalam melakukan sesuatu. Manusiawi, jika hal - hal diatas itu terjadi kepada kita, itu hal yang wajar karena wallahi belajar ilmu ikhlas itu sangat sulit termasuk untuk diri saya pribadi. Saya teringat ketika saya benar-benar terpuruk dan sedih ketika saya melihat ke pragmatisan orang terhadap diri saya, datang ketika butuh, pergi begitu saja ketika sudah tidak butuh, tidak respect terhadap satu sama lain, hanya mencari keuntungan dari diri saya. Lalu, ketika itu pun saya benci terhadap orang tersebut dan bertanya-tanya "kenapa dia seperti itu? bukankah saya sudah menolongnya, kok segampang itu sih di lupakan, apa dia tidak tau cara berterimakasih, dasar tidak punya hati!" untungnya hal-hal tersebut hanya saya utarakan di dalam hati saya. Lalu saya sadar, tidak boleh saya seperti itu. saya harus belajar tentang ilmu ikhlas. Ibu saya selalu bilang tentang ilmu ikhlas, beliau bilang "jika hati kita selalu ikhlas dalam menghadapi segala hal sekalipun itu adalah hal kecil, hati kita akan selalu bersih, damai, dan bahagia. Kedamaian dan segala kebaikan akan selalu berpihak kepada kita. Ikhlas itu indah nak!" Lalu saya belajar, di mulailah dari hal-hal kecil. Pertama, jangan pernah saya mempertanyakan atas balasan-balasan kebaikan dari orang lain setelah hal baik saya lakukan. Kita tahu berbuat baik itu adalah investasi diri yang suatu saat akan berbalik pula kebaikanya kepada kita, tapi jangan pernah mempertanyakan atau bahkan menunggu-nunggu hal tersebut, biarkan Allah membalasnya dengan cara yang indah. Kedua, memaklumi "dalam batas wajar" setiap perilaku orang lain, jangan sampai jadi membenci orang tersebut atau bahkan sibuk mengurusi dan mempertanyakan apakah orang tersebut punya hati atau tidak, mikir atau tidak, kok kayak gitu. Perilaku buruk orang lain bukan urusan kita biarkanlah mereka sendiri yang mengurusi dirinya sendiri, tugas kita hanya menyadarkan dan membantu mereka untuk berubah jika memang jalanya adalah kita. Ketiga, lalukan semua hal-hal dengan senang hati penuh tanggung jawab, karena berbuat baik dan melalukan segala hal dengan ikhlas adalah tanggung jawab kita pada diri kita sendiri. Teruslah berbuat kebaikan dengan ikhlas kepada siapapun. Layaknya daun yang jatuh berguguran di musim gugur, mereka tidak pernah menyalahkan pohon atau nasib karena mereka harus jatuh dan bergugguran, mereka ikhlas. Kamu tau, daun-daun itu tidak mati sebenarnya, mereka tetap hidup dan bahkan memberi nyawa kepada musim gugur. Mereka adalah daun-daun jatuh di tanah yang membuat Indah musim gugur. Mereka menghidupkan suasana disetiap musim gugur!
0 Comments
Halo “Bu Ketua” itulah panggilan baru saya setelah menjabat menjadi ketua PPI Ankara periode 2016-2017 wesss sombong! Hehe |
M E R H A B AIntan Qurotul Ain is a 25 yo FacebookSearch |