“Loh kok setelah lulus malah gak pulang? Loh kok jadi guru di negara orang? Di Indonesia juga butuh guru? Haha lupa tanah air ya kamu? Udah keenakan disana ya? Gak mau ngabdi di indo?” Pertanyaan-pertanyaan di atas sering sekali muncul dari temen-teman saya karena setelah lulus kuliah saya memutuskan untuk kerja di Turki terlebih dahulu. Jawaban saya adalah “ada banyak cara untuk mengabdi kepada Tanah Air tidak selalu harus cepat pulang. Bagi saya, saat ini cukup jadi delegasi terbaik Indonesia di Turki. Saya masih harus belajar, mencari pengalaman berharga dan tentunya setelah itu saya tahu bagaimana caranya pulang dan akan lebih bisa memberikan manfaat besar untuk Indonesia nantinya, mimpi saya seperti itu” Mari sedikit bercerita tentang perjuangan saya selama ini sehingga bisa mengajar di Turki. Saya adalah seorang pengajar muda asal Indonesia di salah satu sekolah International (Steps International School) di Istanbul. Saya lulusan dari fakultas pendidikan dengan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Hacettepe University, Ankara, Turki. Selama saya kuliah, saya tidak hanya belajar di kelas saja, saya aktif belajar dan mencari pengalaman di organisasi Internasional di kampus, juga di organisasi Indonesia seperti PPI Turki dan PPI Ankara. Oh iya, saya dulu ketua PPI Ankara periode 2016 -2017. Selain itu, selama kuliah saya juga sudah bekerja part-time menjadi guru. Saya memberikan les bahasa Indonesia dan bahasa inggris untuk orang Turki, les bahasa Turki untuk orang asing yang tinggal di Turki, dan menjadi Private Tutor untuk anak – anak diplomat Indonesia dan dari negara lain. Setelah saya lulus dari Universitas tahun 2018, di tahun pertama, saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar di salah satu sekolah swasta Turki di Ankara dan di tahun kedua sampai sekarang, saya mengajar di salah satu sekolah International di Istanbul. Banyak rintangan- rintangan yang saya dapatkan ketika saya mendaftar dan mencari pekerjaan menjadi guru di Turki, sebagian besar rintangannya bukan dari sisi akademis ( ijazah) melainkan dari sisi lain yang sangat sensitive bahkan perang batin yaitu karena saya berhijab. Turki memang negara muslim, mayoritas semunya beragama Islam. Namun, perlu kita ketahui kalau Turki juga negara sekuler. Meskipun tidak se- sekuler dulu tapi tetap masih ada budaya atau hal- hal yang tetap di terapkan di beberapa instansi khusunya sekolah (Swasta) yang menetapkan tidak boleh memakai atribut agama. Saya mendaftar pekerjaan kesekolah (swasta) disini lebih dari 50 sekolah, dan sebagian besar saya lulus seleksi di tahap pertama, kedua, ketiga dan mengundurkan diri ketika akan tekan kontrak karena mereka meminta saya untuk melepas hijab saya ketika nanti mengajar. Perang batin itu terjadi ketika saya mendapatkan sekolah Favorite atau top school di sini, yang selama ini saya incar dan juga ketika gaji yang mereka tawarkan sangat besar. Kurang lebih, seperti itu perjuangan saya mencari kerja hingga akhirnya saya di terima dan mendapatkan pekerjaan. Dari proses ini saja, saya sudah banyak mendapatkan pelajaran penting tentang bagaimana kita tidak mempertaruhkan prinsip hidup kita hanya untuk pekerjaan atau uang. Tidak berhenti disana, setelah saya bekerja banyak hal yang harus saya pelajari kembali. Di sekolah Turki, saya mengajar bahasa Inggris dari TK sampai SMP. Banyak rintangan yang saya hadapi meskipun saya punya pengalaman bekerja part – time, sudah lama tinggal disini , tahu bahasa, kebiasaan dan budaya orang sini tetapi di dunia kerja beda seperti kata orang – orang “ welcome to the real life ”. Terlebih saya adalah guru asing, label saya bukan hanya guru bahasa Inggris tetapi guru bahasa Inggris dari Indonesia. Saya di ekspektasikan banyak hal dan tentunya saya tidak boleh mengecewakan karena bila itu terjadi bukan diri saya saja yang kena tapi negara saya berasal. Banyak perbedaan yang saya hadapi selama bekerja apalagi tentang budaya kerja orang Turki contoh kecilnya adalah disini tidak ada istilah “gak enakan” kalau “iya ya iya” kalau “engga ya engga”. Saya terlatih jadi lebih tegas dalam menentukan sesuatu. Selebihnya menulis Lesson Plan, laporan, mempersiapkan segala materi, starategi mengajar, meeting memakai bahasa Turki dan Inggris itu adalah tantangan cukup berat. Menyesuaikan, mengikuti, mempelajari secara langsung tentang aturan dan sistem pendidikan Turki adalah pelajaran berharga yang saya dapatkan. Tugas lainya adalah memperkenalkan Indonesia secara langsung dan tidak langsung kepada murid saya adalah kesempatan yang baik. Seperti di acara kenaikan kelas tahun 2019, murid saya menampilkan lagu dari Indonesia lengkap dengan memakai baju adat dari Indonesia. So, di acara itu ratusana orang tua murid yang hadir jadi sedikit mengetahui tentang Indoneisa. Setelah saya bekerja selama satu tahun di sekolah swasta Turki seperti saya bilang saya pindah kerja di sekolah Internasional di Istanbul. Tentunya, pengalaman yang saya dapatkan berbeda. Disekolah ini lebih multicultural, semua guru, staff dan murid berasal dari berbagai negara yang berbeda. Di sekolah ini terdapat kurang lebih 25 negara yang berbeda dan saya adalah satu-satunya pengajar dari Indonesia. Guru – guru lainnya berasal dari Amerika, Inggris, India, Qatar, Afrika, Spanyol, Prancis, Filipina dan lain – lain. Saya adalah guru Sosial dan Budi Pekerti (Social studies and values) untuk jenjang SD dan SMP. Pengalaman saya bekerja di tahun pertama tidak terlalu berdampak besar ke pekerjaan saya selanjutnya karena semuanya berubah, saya harus belajar dari nol kembali. Tetapi yang pasti Alhamdulillah, disekolah ini saya tidak perlu menulis laporan dalam dua bahasa, semuanya cukup dengan bahasa Inggris hehe. Di sekolah ini tugas saya lebih banyak, karena bukan hanya tentang “bagaimana mengajar dengan baik” tapi lebih dari itu saya di tuntut untuk menjadi guru yang “sempurna” dan belajar tentang bagaimana mengajar dengan semua anak dengan background berbeda. Sekolah ini berbasis kurikulum Amerika, beruntung disini saya menjadi tahu dan belajar banyak hal tentang sistem pendidikan di Amerika seperti apa. Di sela-sela waktu kosong saya terkadang mikir “dulu saya belajar di kampung, pake bahasa sunda, sekarang harus ngajar, pake bahasa Inggris, ngajar anak-anak bule, saya ngajar tentang Geography, History, United States of America padahal saya kesana aja belum pernah” hehe Kok bisa kak? Tentunya semua ini butuh proses dan seleksi panjang. Alhamdulillah Selain itu, menjadi guru values mempunyai tantangan tersendiri karena ini bukan hanya tentang teori tetapi tentang aksi yang harus di perlihatkan dan di contohkan kepada murid. Di pelajaran ini, saya banyak belajar dari murid-murid saya, terlebih dari murid kelas 1 karena mereka masih pure, honest, penasaran dan ingin belajar banyak hal. Saya ingat, waktu saya mengajar anak kelas 1 tentang rules yaitu bagaimana kita harus taat pada aturan, banyak aturan yang harus di taati di sekolah, di rumah, dan lain-lain. Saya paparkan beberapa contoh aturan dan ketika itu murid saya bertanya “Miss, why you put so many rules more than God?” . Pertanyaan –pertanyaan lainya adalah “Miss, why we have to be kind to each other? Miss, apa buktinya kalau kita sudah berbagi kebaikan dan kebaikan itu akan kembali lagi ke kita? Miss intan kadang bingung dan harus cari jawaban yang tepat dan mudah di pahami oleh anak –anak kecil ini . Menjadi guru dari Indonesia satu –satunya disini adalah tantangan yang sangat besar, tidak bisa di pungkiri manusia suka “membanding- bandingkan” sebisa mungkin saya harus menjadi delegasi Indonesia yang terbaik disini karena seperti saya katakan sebelumnya, saya bukan hanya seorang Intan Guru tapi label lain melekat pada diri saya “Intan Guru dari Indoneisa”. Banyak pelajaran yang berarti yang saya dapatkan di tempat saya bekerja sekarang, selain jadi tahu tentang kurikulum dan sistem pendidikan Amerika, saya juga sering kali berdiskusi dengan kolega saya tentang pendidikan, culture, agama bahkan politik dari negara mereka masing-masing. Saya, lebih sadar tentang ternyata dunia ini tidak sebesar yang saya kira, ternyata dari manapun kamu berasal, apapun agamamu, apapun tujuan hidupmu, jadi sebaik –baiknya manusia adalah tujuan utamanya “Kindness is always the answer”. Tuhan memang sangat baik kepada saya, banyak hal-hal baik dan kesempatan yang diberikan. Saya berada disaat ini dengan proses dan perjuangan yang panjang. Saya selalu meyakini bahwa keberuntungan, keajaiban adalah nama lain dari kerja keras. Saya sekerang sedang bekerja keras, belajar, belajar, dan belajar untuk bekal saya di masa depan. Terlebih untuk bekal saya pulang dan mengabdi kepada Indonesia. Sekarang adalah proses saya untuk mengabdi kepada Indonesia dengan cara lain “Menjadi delagasi terbaik Indonesia di Turki” dan tentunya saya tahu jalan pulang.
0 Comments
There is a belief that teacher's good deeds are flowing eternally: teachers are forming this endless chain of education, by passing the torch of knowledge and science continuously from one great mind to another.
July 3, 2018, I officially received the torch of knowledge from my professors, and graduated from Hacettepe University, English Language Teaching Department. And from that day onwards, my role and task in life shifted. Now it is my job to carry on this torch of knowledge, from being a student to being a teacher. It's been almost 2 years I am working this new phase in life as a teacher in Turkey. Just like what my previous teachers and professors did to me, I truly hope that I can be much more than a teacher: to be an educator, a motivator, and a friend to all my students, so that my students can find who they are and what their passions are in life. And for me, that's the greatest thing about being a teacher: being a part of endless process of education and knowledge. And I am so grateful to be able to do this noble job, and to be a part of this endless process of education and knowledge. Berusaha berdamai dengan segala perasaan adalah hal yang tidak saya kuasai. Berpura-pura kalau semua ini baik-baik saja itu hal yang sangat saya kuasai.
Bagaimana bisa kita memberikan perasaan kita kepada orang lain, dikala kita sendiri tidak tahu dengan segala perasaan yang terjadi pada diri sendiri. Bagaimana kita bisa berbagi rasa, jika hati saja sudah takut untuk membuka diri kepada siapapun. Bagaimana kita yakin kalau kita bahagia kalau pikiran, perasaan, dan hati selalu menganggap segala kebahagian adalah kebahagian semu yang pada akhirnya akan menjadi kejadian tragis dan berakhir dengan begitu sakit. Bagaimana bisa kita bisa percaya pada seseorang, jika rasa kepercayaan ini sudah berakhir kepada perasaan takut. Takut menyakiti, Takut di sakiti, Takut untuk memulai karena takut nantinya akan berakhir. Sedang berada pada titik untuk lebih berusaha "memahami" daripada "mempertanyakan"
Banyak kejadian- kejadian diluar dugaan yang terjadi di tahun ini. Dari mulai permasalahan keluarga, pekerjaan, hingga masalah pribadi lainnya. Selama beberapa bulan ini saya lebih banyak mempertanyakan kenapa semua itu terjadi "kok bisa, sampai hati, I don't deserve this, Ya Allah apalagi" kurang lebih seperti itu keluhan-keluhan yang saya lontarkan setiap harinya. Saya berusaha mencari pembenaran-pembenaran pada diri saya dan mempertanyakan berulang-ulang seolah menuntut hak agar semuanya jangan terjadi. Saya sibuk mempertanyakan sampai lupa bahagia. Berat sekali hari-hari saya di beberapa bulan kebelakangan ini (untungnya saya pintar berpura-pura bahagia) LOL Hingga akhirnya, saya berada pada titik dimana saya bisa berpikir "diluar batas normal" tidak begitu terbawa dalam segala perasaan, berusaha untuk lebih bersyukur, mecoba untuk sering berdikusi dengan orang, terlebih tentunya berusaha lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dan ternyata, saya sadar selama ini yang mengijinkan untuk terlarut-larut dalam segala kesedihan adalah diri saya sendiri. Saya yang tidak berusaha untuk memahami segala keadaan, Saya yang selalu sibuk mempertanyakan segala keadaan buruk yang terjadi, Saya yang tidak bisa mengontrol perasaan, Saya yang tidak bisa mengendalikan perilaku.~Drama banget ya diri ini~ Berusaha MEMAHAMI adalah inti dari segalanya. Tidak selalu segala sesuatu di lihat dari sudut pandang diri kita. Segala kejadian pastinya selalu berkaitan dengan yang lainya. Kita juga jangan lupa harus melihat dan memahami dari sudut pandang orang lain yang terkait. Pahami! cari solusi, jangan hanya mempertanyakan seolah kita adalah korban. Kadang orang sibuk mempertanyakan permasalahan daripada mencari solusi untuk menyelesaikan. Pahami segalanya, berdamai dengan keadaan, berusaha baik pada orang lain terlebih pada diri sendiri, hidup terlalu sayang jika di pakai untuk drama-dramaan. Dan paling terakhir tentunya kita harus paham akan takdir Allah juga harus di teruskan dengan paham bahwa takdir Allah yang terbaik, yakini itu. "Saya tidak pernah mengidoalakan Pak Jokowi. Namun, saya mencintai dan menghormati beliau karena beliau adalah Presiden saya" Baru-baru ini saya mungkin terlihat lebih keren dan mungkin seperti orang penting layaknya para pejabat negara, karena di Instagram saya mengupload foto saya bersebelahan dengan pak Presiden, bu Presiden juga lengkap dengan pesawat RI - 1. Pamer Lol Sebenernya siapakah saya? apakah saya ikut rombongan pak Presiden? ataukah saya kerja di KBRI? Jawabannya adalah saya bukan siapa-siapa hanya seorang mahasiswi biasa di Ankara yang berkesempatan menjadi panitia penyambutan Presiden pada acara kunjungan balasan Presiden RI ke Turki. Kebetulan pada saat itu saya di beri amanah untuk mengurusi pertemuan Pak Jokowi bersama mahasiswa dan masyarakat di Turki juga mendampingi Ibu Presiden, jadi saya bisa lebih bebas deket- deket sama Bu Presiden dan Pak Presiden. Pamer lagi Mungkin ada beberapa teman-teman yang menyangka kalau saya ngobrol panjang bersama Pak Jokowi, diskusi tentang Indoneisa, atau bahkan mengira saya mahasiswi terpilih yang berkesampatan untuk membahas permasalahan tentang Indonesia. Tidak seperti itu, saya hanya berfoto saja dengan beliau adapun percapakapan kecil kami hanya sebatas menanyakan nama, jurusan kuliah, berapa tahun lagi kuliah di Turki dan di minta untuk rajin belajar, cepat lulus, lalu mengabdi untuk bangsa dan bangun Indonesia. Berat Apa yang saya bisa dapatkan dari pertemuan singkat saya dengan Presiden kemarin? hanya satu hal "keramahan, senyuman, tegur sapa kecil dan kedekatan beliau dengan masyarakat pada waktu itu membuat saya merasa kalau saya masih mempunyai presiden" Semoga Pak Jokowi sehat selalu, adil, bijaksana, dalam mengemban amanah menjadi Presiden. Percakapan dengan Ibu Iriana dan bu Dubes RI untu Turki
Ibu Iriana: Sudah berapa lama disini? Intan: Sudah mau ke 5 tahun bu, sudah disini sejak lulus SMA. Ibu Irana: "Wah kecil-kecil cabe rawit, semoga sukses selalu dalam menuntut ilmu di Turki" Sebagai orang Indonesia yang sedang berkuliah diluar negeri, mengenalkan Indonesia dengan segala kekayaannya, budayanya, bahasanya adalah tugas pokok kami selain belajar di kampus. Semenjak saya berada di Turki rasanya nasionalisme saya semakin tinggi. Saya merasa lebih bisa mengenal Indonesia dan semakin bangga karena berasal dari Indonesia. Disini, saya tidak hanya memiliki indentitas sebagai "seorang intan" saja melainkan indentitas saya disini adalah "sebagai Intan orang Indonesia" yang mana orang mungkin akan lebih mengenal saya dengan mengingat dari mana saya berasal. Segala perbuatan baik dan buruk yang saya lakukan mungkin akan mereka sangkut pautkan dengan kebangsaan saya. Maka dari itu saya terus berusaha menjadi delegasi terbaik Indonesia. Selain itu saya bersyukur bisa kuliah di luar negeri karena saya merasa bisa berkembang dengan cepat tentunya kearah yang lebih baik. Saya juga merasa bisa melihat dunia lebih luas, mendapat pengalaman yang banyak, belajar bahasa baru, lebih open minded, bertoleransi tinggi dalam setiap perbedaan, bisa mempunyai banyak teman dari berbagai negara dan paling penting bisa kuat dan survive di perkuliahan dengan segala tantangan bahasa, pelajaran, proffesor-proffesor yang killer, dan saya harus bersaing setaraf international. Alhamdulillah Salah satu bonus kuliah di Luar negeri adalah bisa merasakan apa itu Spring Festival. Nah, mungkin ini hal yang paling menarik karena setiap setahun sekali setaip musim semi tiba hampir seluruh universitas di Turki mengadakan spring festival termasuk univerisitas saya Hacettepe University. Spring Festival adalah semacam harinya mahasiswa asing di kampus atau bisa disebut festival kebudayaan. Festival ini diadakan oleh Hacettepe University International Student Club. Rangkaian acara ini diantaranya ada pameran atau stand-stand dari berbagai negara, penampilan tarian-tarian, konser nyanyi dan lain-lain. Pokoknya di acara ini kita sebagai mahasiswa asing berlomba-lomba untuk mengenalkan budaya kita dan belajar tentang budaya orang lain. Lalu bagaimana dengan mahasiswa Indonesia di Hacettepe University?
Tentunya kami totalitas dalam mengenalkan budaya Indonesia. Kami mempersiapkan untuk acara ini sekitar 2 minggu sebelumnya. Nah, di stand Indonesia selain kami pamerkan hal-hal tentang Indonesia kami juga membawa baju tradisional Indonesia yang boleh di coba oleh pengunjung yang tentunya jadi daya tarik sehingga stand kami paling rame hehe. Selain itu kami juga menawarkan makanan Indonesia, belajar main angklung bersama-sama dan taraaaa semua orang excited untuk mengenal Indonesia lebih jauh. "Bahagia itu sederhana. Ketika punya kesempatan untuk ikut kegiatan sosial bersama yayasan LOSEV atau yayasan Peduli Kanker Anak di Turki" Berawal dari satu mata kuliah di kampus. Pada semester ini saya diwajibkan mengambil satu mata kuliah yang bernama Toplumsal Hizmetleri atau pengabdian diri pada masyrakat. Mungkin kalau di Indonesia, mata kuliah ini seperti kegiatan KKN (kayak yang tau dan pernah KKN aja). Kegiatan belajar untuk mata kuliah ini bukan dikelas melainkan mahasiswa harus terjun langsung ke masyarakat. Mahasiaswa bisa mengabdikan dan belajar dari yayasan sosial seperti Panti asuhan, Panti jompo, kızılay (PMI), di sekolah dan lain-lain. Nah, saya mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan diri di Yayasan LOSEV yaitu yayasan yang bergerak pada peduli Kanker anak. Selama enam bulan saya harus mengabdikan diri di yayasan tersebut. Kegiatan- kegiatan pengabdian ini bisa berupa seminar sosialisasi, bermain dan belajar bersama anak-anak penderita kanker, bahkan kegiatan sosial menggalang dana, jalan sehat dan lain-lain. Hari minggu kemarin saya telah mengikuti jalan sehat 7. Geleneksel LOSEV Saglık Yaşam Yürüsü bersama yayasan losev yang biasa diadakan setiap setahun sekali. Kegiatan ini bukan hanya jalan sehat saja tetapi ada kegiatan-kegiatan lainya seperti senam, permainan-permainan seru bersama anak-anak penderita kanker dan juga penggalangan dana bersama yayasan ini yang nantinya akan disalurkan kepada anak-anak pada penderita Kanker. Para peserta untuk acara ini 90% nya adalah para pemuda pemudi. Saya merasa bangga dan senang sekali karena mereka bersemangat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini. Saya juga mengapresiasi diri saya karena saya termasuk seperti mereka hehe. Anyway, topi yang saya pakai di foto ini adalah salah satu topi yang di jual untuk penggalangan dana. Selain topi ada kaos, hasil karya anak-anak di losev dan lain-lain. Uang yang di dapatkan dari penjualan akan di salurkan kepada anak-anak para penderita kanker. Apa yang saya dapatkan sejauh ini dari kegaiatan di losev atau mata kuliah ini?
"This world is needs you. Its needs your love and kindness" Berbagi, berbuat baik, dan menyebarkan cinta untuk saling mengasihi sesama manusia itulah yang di butuhkan didunia. Hal-hal yang baik bisa dimulai dari perbuatan apapun. Jangan sibuk dengan hal-hal negatif yang tidak memberikan manfaat apapun untuk diri sendiri atau orang banyak. Hello Spring setelah sekian lama kita berdingin-dingin ria akhirnya musim dingin berakhir juga dan matahari hangat muncul kembali. Bulan April merupakan bulan dimana musim semi dimulai meskipun pada kenyataanya di pertengahan April kemarin tiba-tiba salju turun lagi. Dulu sebelum tau musim salju itu kayak gimana saya selalu berharap agar setiap harinya hujan salju terus. Namun, setelah tau gimana rasanya dingin salju yang kadang bikin sakit kepala, masuk angin (heeuu kampungan aja they say ) saya mulai tidak suka kalau salju turun. Sebagai seorang yang akhirnya bisa merasakan tinggal di negara 4 musim, maka musim semilah yang paling saya sukai. Alasanya cukup satu, menurut saya musim semi itu musim yang pas - pasan; pas dinginnya, pas panasnya, pas hangatnya, pas mataharinya. Selain itu, musim semi juga merupakan musim dimana "kehidupan" dimulai kembali maksudnya tumbuh-tumbuhan, bunga-bunga yang semula mati sepanjang musim dingin kini mulai tumbuh dan bersemi kembali. Oh iya for your information bukan hanya di Jepang saja bunga Sakura itu tumbuh juga di Turki dan di negara-negara 4 musim lainya. Nah, yang paling penting di musim semi di Turki itu adalah Lale Festival atau festival bunga Tulip. Apa itu Lale Festival? Lale festival atau Festival bunga Tulip adalah festival dimana taman - taman di tanami berbagai jenis bunga Tulip yang bermacam-macam warnanya. Festival ini diadakannya hanya setahun sekali di awal musim semi datang, biasanya di bulan April. Nah, Festival Tulip ini hanya berlangsung kurang lebih satu bulan karena perlu kita ketahui bunga Tulip hanya mampu bertahan sekitar 1 bulanan dan hanya bisa tumbuh di Turki dan negara Belanda. Biasanya Festival Tulip terbesar di Turki diadakan di Taman Emirgan Istanbul dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunya. Contohnya pada tahun 2014 temanya musik jadi beberapa bunga tulip di bentuk menjadi alat-alat musik atau simbol melodi. Oh iya, festival ini gratis tidak ada tiket masuk atau pungutan biaya lainya jadi festival ini bisa dinikmati oleh semua kalangan dan oleh berbagai lapisan. Lalu dari mana asalnya bunga Tulip itu sebenernya?
Mungkin teman- teman lebih tau kalau bunga Tulip itu berasal dari Belanda padahal awal mulanya itu berasal dari Turki. Begini sejarahnya . . . Pada mulanya bunga tulip tumbuh liar di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat. Kerajaan Ottoman Turki terpikat pada keindahan dan kesempurnaan bunga tulip dan mulai membudidayakannya sejak tahun 1000. Motif-motif bunga tulip sudah sejak lama dipakai dalam seni ornamen Persia dan Turki. Nama yang di berikan orang Eropa untuk Tulip berasal dari bahasa Persia untuk serban (bahasa Persia: dulband) karena bunga tulip ketika belum mekar sepenuhnya terlihat seperti serban. Bunga tulip mulai masuk ke Belanda pada abad keenam belas. Setelah Carolus Clusius menulis buku besar bertemakan bunga Tulip pada tahun 1952, bunga Tulip menjadi sangat populer, sehingga menyebabkan kebun bunganya diserang dan bibit bunga tulip miliknya di curi secara teratur. Pada pertengahan abad ketujuh belas, bunga tulip menjadi sangat populer sampai-sampai menyebabkan kegoncangan ekonomi ekonomi untuk pertama kalinya, yang dikenal sebagai Demam Tulip atau Tulip Mania. (sumber: www.holand.com) Saya tidak bisa membayangkan akan seperti apa saya jadinya jika dulu ketika saya berada di titik terbawah dan dihadapkan dengan segala ujian terberat saya berhenti melangkah. Saya sekarang adalah hasil dari langkah-langkah kecil pada masa lalu yang terkadang langkah kecil itu pelan, biasa saja, atau bahkan cepat secepat kilat.
Saya jadi teringat ketika saya pertama kali masuk SMA, saya menjadi korban bully dan bahkan mungkin satu angkatan membenci saya dengan alasan yang pada waktu itu tidak bisa saya pahami yaitu karena pada masa MOPD saya selalu ingin terus maju kedepan, selalu aktif ntah itu bertanya atau menjawab pertanyaan, selalu ingin eksis sampai – sampai satu angkatan memanggil saya dengan sebutan si eksis. Menurut pemikiran saya, apa yang saya lakukan pada waktu itu adalah wajar malah hal yang positif karena saya merasa kita semua harus bejiwa aktif dan kompetitif namun faktanya malah sebaliknya. Pada waktu itulah adalah ujian yang paling berat bagi saya. Bagaimana sedihnya saya ketika saya tidak bisa diterima oleh lingkungan sekitar seakan-akan menjadi seorang minoritas yang tertindas, dicibir teman-teman dengan alasan yang tidak jelas dan di judge terlebih dahulu tanpa mereka mengenal saya. Pada waktu itu saya sering menangis, terpuruk sampai pada titik terlemah dan saya membenci akan keadaan. Namun, satu hal yang terus saya lakukan “melangkah” berusaha bangkit dari keterpurukan. Saya melangkah pelan tapi pasti, saya melangkah dengan segala kekuatan yang saya punyai, saya berusaha untuk terus beradaptasi dengan sekitar, saya mencoba memahami teman-teman, saya berusaha terus berbuat kebaikan hingga akhirnya kita saling memahami, saling mengerti, saya punya banyak teman, dan saya bisa di terima dilingkungan tersebut. Hal yang paling bahagia di dunia ini adalah ketika merasa mencintai dan dicintai satu sama lain, ketika merasa tidak pernah sendiri karena bahagia bersama-sama. Lalu apa yang bisa saya pahami dari kejadian tesebut? Saya bukan ingin mengingat terus masa lalu tersebut, bukan ingin mengorek sesuatu yang menyedihkan atau bahkan ingin balas dendam. Bukan! Saya baru sadar bahwa hal tersebut adalah ujian terberat sekaligus berkah bagi saya. Saya paham kesalahan saya pada waktu itu adalah tidak memberikan kesan pertama yang baik pada teman-teman karena kesan pertama mereka mengarah kepada “saya yang ingin eksis sendiri tanpa memberikan kesempatan kepada orang lain” anyway kesan pertama penting hehe. Selain itu dari kejadian tersebut saya belajar banyak hal diantarnya belajar ilmu sabar, ilmu tegar, ilmu untuk selalu kuat, ilmu ikhlas, ilmu syukur dan yang paling pasti adalah tentang ilmu bagaimana agar saya terus melangkah. Alhamdulillah mereka sering sebut saya eksis hingga akhirnya saya jadi eksis beneran. Perkataan adalah doa terimakasih teman-temanku :p Dari segala rangkain hidup sampai detik ini . . . Saya sangat memahami bahwa hidup adalah tentang memaknai segala proses yang telah di lalui, karena proses jauh lebih penting dari pada hasilnya. Jangan berpikiran sempit dalam memaknai sebuah hasil, hasil yang baik tidak akan berarti apa-apa jika kita tidak belajar dari proses untuk mencapai hasil tersebut. Terus melangkah adalah salah satu kunci dalam menghadapi kehidupan ini. Jangan berhenti! Aku mencintaimu titik
Kamu mencintaiku atau tidak itu urusanmu, bukan urusanku. Terkadang segala perasaan itu tidak harus terbalas dengan perasaan yang sama. Mencintai seseorang bukan berarti orang tersebut harus sama mencintai kita juga. Kalaupun kita mempunyai perasaan yang sama, bukan berarti kita akan ditakdirkan untuk bersama pula. Perasan itu terbolak balik dan tidak akan terduga akan mengarah kemana. Andaikan kita tahu siapa jodoh kita mungkin tidak akan ada hal-hal yang serumit ini. Yasudahlah! “Adalah Allah yang maha membolak balik hati manusia, serahkan segala perasaan kita kepada sang pemilik hati” itulah kata-kata almira yang selalu aku ingat. Aku selalu bahagia mencintai dia. Semoga takdir berpihak kepadaku kali ini. |
M E R H A B AIntan Qurotul Ain is a 25 yo FacebookSearch |